Minggu, 27 Desember 2015

Hadist Gharib

Pengertian Hadits Gharib
a.Menurut Bahasa
Berarti al-munfarid ( menyendiri ) atau al-ba’id-an aqaribihi ( jauh dari kerabatnya ).
b.Menurut Istilah
Hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi sendirian, atau satu orang rawi.
Contoh :
اَلاِيْمَانُ بِضْعٌ وَسِتُّوْنَ شُعْبَةً وَاْلحَيَاُءُ شُعْبَةٌ مِنْ اَلاِيْمَانْ
Hadits tersebut ada diriwayatkan oleh imam-imam Bukhori, Muslim, Abu Dawud, dan lainya. Kita bandingkan susunan sanad dari Bukhari dan Muslim tentang hadits tersebut. ( memakalah mengambil susunan sanad dari Bukhari dan Muslim sebagai contoh )
Bukhari                                             Muslim
1. Nabi SAW                                    1. Nabi SAW
2. Abu Hurairoh                                2. Abu Hurairah
3. Abdullah bin Dinar                       3. Abu Sholih
4. Bukhari                                         4. Abdullah bin Dinar
                                                           5. Sulaiman bin Bilal
                                                           6. Abu Amir
                                                          7. Abdun bin Humaid
Dalam kedua sanad tersebut, didapati Abu Hurairoh, Abu Shalih, dan Abdullah bin Dinar. Ini menunjukkan bahwa semua itu berarti sati sanad.
Sehingga dari pengertianya, dapat diambil kesimpulan bahwa hadits gharib adalah hadits yang diriwayatkan seorang rawi, sendirian. Bisa disetiap thabaqat-nya dari seluruh thabaqat sanadnya, atau disebagaian thabaqat sanad, malahan bisa pada satu thabaqat saja. Adanya jumlah rawi lebih dari seorang pada thabaqat lainya tidak merusak hadits gharib.

Jenis-jenis hadits gharib
Dilihat dari aspek tempat menyendirinya perawi, hadits gharib di bagi menjadi dua :
 a. Hadits Gharib Mutlak ( fard mutlak )
Yaitu jika gharib ( kesendirianya ) terdapat pada asal sanad, dengan kata lain hadits yang diriwayatkan oleh rawi secara sendirian pada awal sanadnya.
Contoh hadits Gharib mutlak :
اَلوَلَاءُ لَحْمَةٌ كَلَحْمَةِ النّّسّبِ لَا يُبَاعُ وَلاَ يُوْهَبُ
 b. Hadits Gharib Nisbi ( fard nisbi )
Yaitu hadits yang kegharibanya berada dipertengahan sanadnya, artinya semula diriwayatkan oleh lebih dari seorang rawi  dalam asal sanadnya kemudian secara sendirian diriwayatkan oleh satu orang rawi dari mereka para perawi tersebut.
Contoh hadits Gharib Nisbi :
مَا حُكِمَ بِتَفَرُّدِِهِ بِالنَّسْبَةِ لِصِفَةٍ مُعَيِّنَةٍ (اَي قُّيِدً بِصِفَةٍ خَاصَّةَ)
Jenis-jenis Gharib nisbi :
1. Ke-gharibanya dinisbikan kepada rawi yang tsiqah (terpercaya)sepertipernyataan mereka, “tidak diriwayatkan oleh seorang pun rawi tsiqah kecuali si fulan”.
2. Ke-Gharibanya karena diriwayatkan oleh rawi tertentu dari rawi tertentu seperti pernyataan mereka . “Diriwayatkan secara menyendiri oleh fulan dar fulan”, meskipun diriwayatkan dari arah lain selain dia”.
3. Ke-gharib-anya pada penduduk negeri tertentu atau penghuni tertentu. Seperti pernyataan mereka, “diriwayatkanh secara menyendiri oleh penduduk makkah” atau “oleh penduduk syam”.

Kitab-kitab yang Terkenal dalam Bidang ini:
1) Kitab Gharib Al Hadits, karya Abul Hasan An Nadhr bin Syumail Al Mazini
2) Kitab Gharib Al Atsar, karya Muhammad bin Al Mustanir.
3) Kitab Gharib Al Hadits, karya Abu Ubaid Al Qasim bin Salam
4) Kitab Al Musytabah min Al Hadits wa al Quran karya Abu Mu
hammad Abdullah bin Muslim bin Qutaibah Ad Dainuri
5) Kitab Gharib Al Hadits karya Qasim bin Tsabit bin Hazm Sirqisthi
6) Kitab Gharib Al Hadits, karya Abu Bakar Muhammad bin Al Qasim Al Anbari

3 komentar:

  1. Masih samar pada saya. Di riwayat oleh seorang perawi sahaja? Jadi, sahihkah atau tidak? Boleh di buat hujjah atau tidak?

    BalasHapus
  2. Jika sahih hadits maka bisa dijadikan hujah. Setelah melakukan penelitian dan mengumpulkan hadits-hadits lainnya.

    BalasHapus